RSS

Kamis, 29 Maret 2012

makalah penilaian ternak domba potong



TUGAS TERSTRUKTUR PENILAIAN TERNAK
 “DOMBA POTONG”



Disusun Oleh  :

Erlindani Setya Martanti
D1E010165







FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................   i
DAFTAR ISI......................................................................................................   ii
I.         Pendahuluan.................................................................................................   1
1.1.   Latar Belakang........................................................................................   1
1.2.   Perumusan Masalah.................................................................................   2
II.      Tinjauan Pustaka..........................................................................................   3
III.   Pembahasan .................................................................................................   5
IV.   Kesimpulan..................................................................................................   14
Daftar Pustaka

I.                   PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Domba adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Di beberapa negara terdapat jenis domba yang juga dimanfaatkan rambut (disebut wol), dan susunya. Yang paling dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari moufflon liar dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Domba merupakan ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi beberapa jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba Priangan atau dikenal juga sebagai Domba Garut. Saat ini juga terdapat bagian domba yang dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Daging domba memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai salah satu penyumbang protein hewani yang sangat penting untuk pemenuhan gizi manusia dan cukup disukai konsumen. Ada beberapa aspek menarik dari domba antara lain dapat berkembangbiak dengan cepat, dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada lingkungan, serta dagingnya relatif sangat  digemari oleh masyarakat dalam negeri dan luar negeri, khususnya Negara-negara timur tengah.
Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara di  Indonesia dalam skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi ternak ruminansia kecil termasuk domba, memegang peranan penting di daerah tropis yaitu sebagai sumber pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak memiliki lahan, sebagai tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber pupuk kandang disamping memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa. Banyak manfaat yang dapat diambil dari ternak domba potong namun bagaimana caranya untuk mendapatkan domba yang memiliki kualitas baik (unggul) untuk dikembangkan.




1.2.       Perumusan Masalah
Ternak domba potong memiliki manfaat yang cukup besar dalam kehidupan salah satunya adalah sebagai sumber protein hewani. Oleh karena itu perlu diadakan upaya untuk mengembangkan ternak domba potong dengan baik, yaitu dengan memilih domba potong yang memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan. Cara untuk memilih domba dengan melakukain penilaian ternak domba  potong yang dilakukan oleh seseorang dengan cara mengukur berat badannya, melihat kondisi, kualitas dan bentuknya.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

Domba adalah mamalia yang termasuk pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternakan oleh manusia. Literatur mnyebutkan bahwa mula diternakkan pertama kali sektar 9000 – 11000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Pada saat ini kelangsungan hidup domba sangat tergantung pada manusia, ini dikarenakan mereka sudah berevolusi sebagai hewan ternakan. Dan tidak hidup liar di alam lagi. Sudah sangat sulit dan tidak jelas garis keturunan sampai kepada nenek moyang mereka. hipotesa yang paling biasa memberitahukan Ovis itu aries ialah keturunan Asiatic (O. orientalis) spesies mouflon ( sejenis rusa lliar ). Pada literature ditemukan di Eropa bahwa mouflon adalah sejenis domba kuno yang dipiara disana pada waktu itu. Sedikit jenis domba, seperti Castlemilk Moorit dari Skotlandia, terbentuk lewat crossbreeding dengan mouflon Eropa liar. Awalnya, domba disimpan hanya  untuk daging, susu dan kulit. Bukti arkeologis dari patung-patung ditemukan di situs arkelogis di Iran menunjukkan bahwa domba diambl bulunya (wol) sudah sejak 6000 M. Tetapi pakaian bulu domba tenun yang paling awal hanya sudah dibubuhi tanggal sampai dua sampai tiga ribu tahun yang lalu (Anonim,2009).
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon  (Ovis musimon)  yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali  (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial  (Ovis vignei) yang berasal dari Asia. Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili  Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1.        Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
2.        Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
3.        Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
4.        Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat.
(Anonim,2010).
Tipe adalah bentuk tubuh serta bagian-bagiannya yang nampak dari luar yang memberi kesan tingkat kemampuan menghasilkan sesuatu dari ternak itu. Dari semua bangasa domba didunia bisa digolongkan menjadi dua macam tipe yaitu tipe wol dan tipe pedaging (Purnomoadi,2003).
Domba potong dimanfaatkan dagingnya sebagai salah satu konsumsi makanan masyarakat. Macam dah jenis domba type pedaging / potong
a.         Domba Acipayam ( potong dan bisa diambil bulunya )
b.        Domba Afgan Arabi
c.         Domba Africana
d.        Domba Afrika Kepala Hitam
e.         Domba Apennine ( dan bisa diambil bulunya )
f.         Domba perbatasan Leicester
g.        Domba Black Belly Barbados
(Tiyo, 2011).




III.             PEMBAHASAN

Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging.  Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Penilaian ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor ternak yang memiliki kapasitas brreproduksi dan produksi serta tingkat kesehatan yang normal sesuai dengan bangasa ternak dan daya beradaptasi pada suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan untuk memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging, tipe perah, tipe dwiguna, dan tipe wol.
Domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meskipun demikian domba lebih menyukai rumput dibanding dengan jenis bahan pakan lainnya. Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui anaknya. Sistem pencernaan yang khas didalam dirumen, menyebabkan domba digolongkan sebagai hewan ruminansia.
Sifat domba suka berkelompok, maka handling dan tilik ternak terhadap domba pun lebih mudah dilakukan. Handling yang baik sangat diperlukan oleh peternak untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Eksterior atau tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau mengetahui kualitas dari suatu ternak (Anonim, 2011).
Daging domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak domba adalah bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil.
Domba tipe pedaging mempunyai bentuk badan panjang, lebar dan dalam. Keseluruhan badannya penuh dengan urat daging dan lapisan lemak yang padat. Ia mempunyai leher yang pendek, tetapi tebal. Dada lebar dan dalam. Punggungnya lurus kebelakang. Antara kakinya lebar tetapi pendek. Kesan yang terlihat keseluruhannya untuk tipe domba pedaging ialah mempunyai bentuk seperti tong, dengan timbangan badan yang berat, sedangkan ia hanya mempunyai bulu yang tipis.
Langkah yang dapat ditempuh untuk menilai domba tipe potong adalah sebagai berikut :
a.       Lihatlah domba yang akan kita nilai dari jarak 5 meter. Perhatikan dari arah depan, samping dan belakang. Dari pandangan ini kita akan memperoleh kesan tentang panjang, dan lebar badan. Kita juga akan lebih jelas untuk menyaksikan ketebalan bagian depan dan belakang badan. Selain itu kokoh kaki depan dan belakang serta antara kedua kakinya.
b.      Setelah selesai menilai dari jarak dekat, kita melakukan penilaian dengan cara mengukur dengan tangan pada kaki sebelah atas untuk mengetahui seberapa besar tempat itu.
c.       Langkah terakhir adalah merasakan lapisan lemak pada punggug dan  dada dengan jalan menyusup jari-jari kedalam bulu, dan usahakan jari kita menempel pada kulit pada bagian itu. Jika empuk dan tebal itu adalah domba yang gemuk (Sumoprastowo,1987).
Domba pedaging bila dilihat dari depan tampak gemuk dan kompak. Untuk memilih (judging) domba seyogyanya dilihat dari jarak 6-8 feet (1 feet = 0,3048) dan dilihat dari depan, samping kiri, kanan dan belakang. Dari samping dilihat tebal dan tipis, bagian ham, panjang kaki, panjang leher, punggung kuat, rata, leher sedang. Dilihat dari belakang cukup tampak lebar dan bentuk agak bulat,terutama bagian belakang tampak sebert huruf U, bukan seperti hurufv. Bila dilihat dari depan tampak kaki kuat, chest dan brisket gemuk, kalau kaki panjang mungkin kaki akan bengkok.
a.       Berat  (weight)
Berat antara 70-80 lbs ( 1 lbs= 0,4536 kg)
b.      Kondisi (condition)
c.       Daging dan lemak seimbang kompak tampak rata (halus) bila dipegang, karena ada estimasi kalau diraba bagus maka dagingnya juga bagus.
d.      Kualitas (quality)
e.       Kepala kecil, leher haluss, daging bagus kalau tampak perut kecil dan wol tampak bagus.
f.       Head and neck ; diutamakan dari dahi lebar, muka kurus dan leher pendek.
g.      Forequarter : tampak kecil bukan tipis karena daerah ini murah harganya.
h.      Body : badan tampak besar sampai ke belakang paling mahal pada loin, rumps dan thinghs.
i.        Bentuk (form) : bila dilihat dari belakang tampak bulat dan merata, rump dan things adalah 30% .
(Soenarjo,1988).
Kelompok domba tipe potong atau pedaging memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Bentuk badan padat, dada leber dan dala, leher pendek, garis punggung dan pinggang lurus.
b.      Kaki pendek, seluruh tubuh berurat daging yang padat.
Termasuk domba tipe pedaging antara lain sounthdown, hampshire, dan oxfor (Sudarmono, 2003).
Domba pedaging / domba potong yang dikembangkan di indonesia yaitu :
1.             Domba Priangan atau Domba Garut.
Domba ini merupakan hasil persilangan antara domba asli Indonesia, domba merino dari Asia Kecil dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Domba ini menetap di Jawa Barat, yaitu di Kabupaten Garut dan sekitarnya, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan domba Garut. Domba jenis ini termasuk domba tipe besar.
2.             Domba Asli Indonesia.
Domba ini dikenal oleh masyarakat sebagai domba kampung atau lokal. Domba jenis ini kurang produktif jika diusahakan secara komersial, karena karkas (daging) yang dihasilkannya sangat rendah. Demikian pula bulunya kurang baik mutunya. Jenis domba ini banyak diusahakan oleh masyarakat di pedesaan sebagai sampingan saja.
3.             Domba Ekor Gemuk.
Domba ini banyak terdapat di Indonesia bagian timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok. Jenis domba ini dapat diambil daging dan bulunya. Ciri khas dari domba ini adalah bentuk ekor yang panjang, lebar, tebal besar dan semakin ke ujung makin kecil. Ekor ini digunakan sebgai tempat menimbun lemak (cadangan energi). Pada saat banyak pakan, ekor domba ini penuh dengan lemak sehingga terlihat membesar. Namun bila pakan kurang, ekor mengecil karen cadangan energinya dibongkar untuk mensuplai energi yang diperlukan tubuh.
4.             Domba Merino.
Domba merino berasal dari daerah Asia Kecil, domba ini berkembang baik di spanyol, inggris dan Australia. Domba ini merupakan penghasil wool dan pedaging dengan panjang bulu mencapai 10 cm. Pada saat bulu mencapai 10 cm, produksi wol dapat mencapai 10 kg wol/ekor.
5.             Domba Suffolk.
Domba ini berasal dari Inggris, domba ini merupakan penghasil daging yang baik kareana mempunya bobot badan yang tinggi. Bobot badan domba suffolk dapat mencapai 135 kg – 200 kg dan domba betina 100 kg – 150 kg, tetapi di Indonesia beratnya hanya 60 kg – 80 kg. Domba ini unggul karena persentase daging yang tinggi yaitu 55 – 65 % dari bobot badan.

6.             Domba Dorset.
Domba dorset berasal dari Inggris, merupakan domba tipe pedaging yang bagus dan tipe penghasil wol yang sedang. Di negara asalnya, bobot domba jantan 100 kg – 125 kg dan domba betina 70 kg – 90 kg. Persentase dagingnya 50 – 65 % dari berat badan hidup.
7.             Domba Barbados Blackbelly.
Domba ini merupakan penghasil daging yang berasal dari pulau barbados-Caribbean sea. (Asilia,2011).
Domba adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
1.             Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya dengan bagian lain.
2.             Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal.
3.             Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal.
(Denny, 2008).


Dalam memulai suatu usaha peternakan domba, pemilihan bibit merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena ternak dengan produktivitas tinggi akan memberikan keuntungan yang optimal. Pejantan dan induk calon bibit fisik normal dan baik, antara lain untuk pejantan :
a.       Punggung lurus
b.      Dada dalam dan lebar
c.       Mata bersinar
d.      Kaki kuat dan bertumit tinggi
e.       Buah zakar (testis) normal
f.       Libido baik (agresif) dan memberikan respon pada induk yang sedang berahi.
Sedangkan untuk induk calon bibit :
a.       Punggung lurus
b.      Mata bersinar
c.       Ambing normal dan simetris
d.      Kaki lurus dan kuat
e.       Nafsu makan baik
f.       Tanda-tanda berahi teratur
(Satya,2007).
Domba yang unggul adalah domba yang sehat  dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
a.       Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal.
b.      Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan normal dan eturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
a.         Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
b.        Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi.
3) Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami kering. Obat yang perlu  dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar.  Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:
a. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
b. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
c. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.
d. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
e. Sering kencing.
Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih.
(Anonim,2010)
Memelihara ternak dengan bibit yang baik, maka diharapkan akan menghasilkan keturunan yang baik pula. Untuk mendapatkan keturunan ternak yang baik, dapat dilakukan seleksi. Untuk mendapatkan keturunan yang baik , maka pilihlah induk dan pejantan yang baik.
Tanda-tanda umum bentuk luar ternak (eksterior) yang dianggap baik antara lain : 1. Induk
a.       Bentuk tubuh : kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, bulu lunakdan mengkilat, tubuh besar tetapi tidak terlalu gemuk.
b.      Sifat keindukan : Sifat keindukan merupakan petunjuk sifat merawat anak yang baik. Keadaan nidapat ditunjukan dengan penampilan induk yang jinak serta sorot mata yang bersifat ramah.
c.       Kenormalan kaki : kaki lurus dan tumit tinggi.
d.      Keadaan gigi : Jumlah gigi yang lengkap akan membantu ternak merumput secara efisien, serta rahang atas dan bawah yang rata.
e.       Keturunan : Pilihlah induk dari keturunan kembar atau yang beranak kembar, atau induk kelahiran tunggal tetapi berasal dari induk muda.
f.       Ambing : Pilihlah induk yang ambingnya tidak terlalu menggantung dan bentuknya simetris. Jumlah puting dua buah.
2. Jantan
a.       Bentuk tubuh : Pilih yang besar diantara pejantan yang umurnya sama. Dada lebar, relatif panjang, bagian tubuh sebelah belakang lebih besardan lebih tinggi. Jangan pilih yang terlalu gemuk.
b.      Penampilan : Penampilan gagah, mencerminkan kemampuan untuk menurunkan sifat yang baik pada anaknya.
c.        Aktif : Pilihlah pejantan yang kelihatan ramah, aktif, dan siap mengawini induk yang birahi (nafsu kawinya besar).
d.      Keturunan : Pilihlah pejantan dari keturunan kembar.
e.       Umur : Pilihlah pejantan yang berumur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Untuk memberikan penilaian eksterior ternak domba dapat dilakukan dengan memegang ataupun dengan pengamatan. Untuk memilih domba unggul tidaklah mudah, jika dibandingkan dengan ternak sapi, kerbau, dan kambing, karena seluruh tubuhnya tak tertutup bulu tebal seperti halnya domba. Sehingga hal ini menyulitkan penilaian melalui pengamatan.



Menurut Sugeng (1987), Penilaian tubuh dengan mengamatinya saja kiranya belum cukup, karena ada kemungkinan pada bagian tubuh tertentu yang cacat atau tidak memenuhi syarat tidak dapat diketahui. Maka perlu kombinasi antara pengamatan dan dengan cara pemegangan. Dengan cara ini keadaan daging yang padat serta tubuh yang berisi dapat diketahui (Viklund, 2009).
IV.             KESIMPULAN

a.       Ternak domba memiliki manfaat yang banyak bagi manusia sebagai penghasil pedaging, seperti penyumbang protein hewani, dan penambahan penghasilan bagi peternak.
b.      Penilaian ternak domba potong dilakukan untuk memilih bibit yang unggul untuk dikembangbiakan dengan baik.
c.       Penilain ternak domba bisa dilihat dari berat, kondisi, kualitas, badan dan bentuknya.
d.      Untuk mendapatkan keturunan domba yang baik perlu diadakan pemilihan / penilaian bibit yang unggul.
e.       Macam domba yang dikembangkan di Indonesia yaitu :  Domba Priangan atau Domba Garut, Domba Asli Indonesia, Domba Ekor Gemuk, Domba Merino, Domba Suffolk, Domba Dorset, dan
Domba Barbados Blackbelly .



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Bony Nurhartono. 2010. Judging. http://bonyahmad.blogspot.com/.
diakses pada 5 Januari 2012
Januari 2012
Anonim. 2010. Berbisnis Domba.
2012
Anonim. 2010. Budidaya Ternak Domba. 
Anonim, 2011. Judging Ternak Domba.
diakses pada 5 Januari 20112
Asilia. 2011. Domba Pedaging yang Dikembangkan di Indonesia.
di-indonesia-3686 . diakses pada 5 Januari 2012
domab.html. diakses pada 5 Januari 2012
Purnomoadi, Agung. 2003. Ilmu Ternak Potong dan kerja. Semarang : Universitas
Diponegoro.
Satya, Tri Mastuti Widi. Beternak Domba. 2007. Yogyakarta: PT Citra Aji
Parama

Soenarjo.1988. Buku Pegangan Kuliah Ilmu Tilik Ternak. Jakarta : Cv. Baru
Sumoprastowo. 1987. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Jakarta : PT Bhatara
Karya Aksara.
Sudarmono, AS dan Bambang Sugeng.  2003. Semarang : Penebar Swadaya.
Tiyo. 2011. Macam dan Jenis Domba Type Pedaging/ Potong. http://tyo
pada 5 Januari 2012
Viklund, Andreas. 2009. Pemilihan Bibit Kambing dan Domba.
diakses pada 5 Januari 2012