RSS

Sabtu, 03 November 2012

Sajak Semalam





Semalam, kami berdua. Erlin dan aku belajar membuat sebuah cerita dari deretan kata-kata. Sajakku jelek, tak sebagus kata-kata Erlin. Buatlah kesimpulan sendiri, cerita apakah yang sedang kami buat.
Silahkan dinikmati J

Agnes : aku tak pandai bersajak, tapi aku lihai membayangkan wajahmu. Apa beda keduanya jika sajak dan rupamu sama-sama indah.

Erlin: sama tak mgkn semua.. karena sama hanyalah tak  sejalan. Tak selamanya sama.Perbedaan akan mengalir disela-sela kesamaan yg ada

Agnes: Tapi apa arti perbedaan jika cinta tlah menyatukan. Bukankah pda awal kita telah merancang masa depan?

Erlin: cinta atau rasa itu tak pernah ku tau arah jalan pikirnya. Hanya menerka-nerka .Masa depan ada jika memangg ada keinginan yg sama

Agnes : Inginku dan inginmu bkannya sama, tak pernah terlintas duka yg ada hanya suka ? bahkan kitelah menulisnya pada batu serupa buku-buku

Erlin: Mungkin keinginan itu hanya msa lalu yang telah terlipat dalam buku berdebu... rasa yg sudah terabsorpsi dalam tak akan muncul kembali

Agnes : Aku rasa ingatanmu mulai berkurang? atau sayangmulah yang berkurang, hingga kau melupa bagaimana dulu indahnya kita brkata-kata.

Erlin: Jika ingatan saya berkurang, mengapa sakit yg kurasa masih teramat dalam. Jika ingatanku berkurang mengapa semua terasa usang

Agnes : mungkin kamu tak lupa, kamu hanya melupa. Kamu membentengi antara rindu dan dirimu. tak heranlah jika semua kata-katamu itu brnilai semu

Erlin : Jika itu lupa mengapa masih ada rasa yg tersisa. Yang tersumbat di palung jiwa sang mahkota rasa

Agnes : kamu lupa mengembalikan, separuh hati yg dulu pernah kita satukan. Ternyata benar,bukan kepalamu saja yg membatu tapi hatimupun telah beku.

Erlin: Hati dan kepala membatu karena luka yg kau beri pada ku... bukankah itu yg kau mau dari ku. tak pernah sengaja ku menjadi batu

Agnes : kupikir aku tak perlu mengucap maaf,kamulah yang sepantasnya. Mintalah maaf karena telah hadir,membuat lubang suka tapi kamu juga menutupnya dengan gulita

Erlin : Bukankah yangg seharusnya mengungkap maaf adalah dirimu. Dirimu yg selalu sakiti hati ku ini.

Agnes : Aku btuh waktu sndiri tuk mencerna kata-katamu tadi, aku butuh 3 tahun sama seperti lamanya hubungan kita. Jika kau ingin akhiri,percepatlah.





dibuat oleh agnes sucitra sahabat ku :)

0 komentar:

Posting Komentar