TUGAS
TERSTRUKTUR PENILAIAN TERNAK
“DOMBA POTONG”
Disusun Oleh :
Erlindani Setya Martanti
D1E010165
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
I.
Pendahuluan................................................................................................. 1
1.1. Latar
Belakang........................................................................................ 1
1.2. Perumusan
Masalah................................................................................. 2
II. Tinjauan
Pustaka.......................................................................................... 3
III. Pembahasan
................................................................................................. 5
IV. Kesimpulan.................................................................................................. 14
Daftar
Pustaka
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Domba adalah ruminansia
dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk
dimanfaatkan dagingnya. Di beberapa negara terdapat jenis domba yang juga
dimanfaatkan rambut (disebut wol), dan susunya. Yang paling dikenal orang
adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari moufflon liar
dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Domba merupakan ternak yang pertama
kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia
Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi
beberapa jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba
Priangan atau dikenal juga sebagai Domba Garut. Saat ini juga terdapat bagian domba yang
dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Daging domba memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai
salah satu penyumbang protein hewani yang sangat penting
untuk pemenuhan gizi manusia
dan cukup disukai konsumen.
Ada beberapa aspek menarik dari domba antara lain dapat berkembangbiak dengan
cepat, dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada lingkungan, serta dagingnya
relatif sangat digemari oleh masyarakat
dalam negeri dan luar negeri, khususnya Negara-negara timur tengah.
Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak
dipelihara di Indonesia dalam skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi ternak ruminansia kecil
termasuk domba, memegang peranan penting di daerah tropis yaitu sebagai sumber
pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak memiliki lahan, sebagai
tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber pupuk kandang disamping
memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa. Banyak manfaat yang dapat
diambil dari ternak domba potong namun bagaimana caranya untuk mendapatkan domba yang memiliki kualitas baik (unggul) untuk dikembangkan.
1.2.
Perumusan
Masalah
Ternak domba potong memiliki manfaat yang cukup besar
dalam kehidupan salah satunya adalah sebagai sumber protein hewani. Oleh karena
itu perlu diadakan upaya untuk mengembangkan ternak domba potong dengan baik,
yaitu dengan memilih domba potong
yang memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan. Cara untuk memilih domba
dengan melakukain penilaian ternak domba
potong yang dilakukan oleh seseorang dengan cara mengukur berat
badannya, melihat kondisi, kualitas dan bentuknya.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Domba adalah mamalia yang termasuk pertama kali dijinakkan
dan dijadikan sebagai hewan ternakan oleh manusia. Literatur mnyebutkan bahwa
mula diternakkan pertama kali sektar 9000 – 11000 tahun yang lalu di
Mesopotamia. Pada saat ini kelangsungan hidup domba sangat tergantung pada
manusia, ini dikarenakan mereka sudah berevolusi sebagai hewan ternakan. Dan
tidak hidup liar di alam lagi. Sudah sangat sulit dan tidak jelas garis
keturunan sampai kepada nenek moyang mereka. hipotesa yang paling biasa
memberitahukan Ovis itu aries ialah keturunan Asiatic (O. orientalis) spesies
mouflon ( sejenis rusa lliar ). Pada literature ditemukan di Eropa bahwa
mouflon adalah sejenis domba kuno yang dipiara disana pada waktu itu. Sedikit
jenis domba, seperti Castlemilk Moorit dari Skotlandia, terbentuk lewat
crossbreeding dengan mouflon Eropa liar. Awalnya, domba disimpan hanya
untuk daging, susu dan kulit. Bukti arkeologis dari patung-patung ditemukan di
situs arkelogis di Iran menunjukkan bahwa domba diambl bulunya (wol) sudah
sejak 6000 M. Tetapi pakaian bulu domba tenun yang paling awal hanya sudah
dibubuhi tanggal sampai dua sampai tiga ribu tahun yang lalu (Anonim,2009).
Domba yang kita kenal
sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3
jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis
musimon) yang berasal dari Eropa Selatan
dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon)
berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis
vignei) yang berasal dari Asia. Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi,
tergolong dalam famili Bovidae. Kita
mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1.
Domba Kampung adalah domba yang berasal
dari Indonesia
2.
Domba Priangan berasal dari Indonesia
dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
3.
Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang
berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
4.
Domba Garut adalah domba hasil
persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari
Afrika Selatan.
Di Indonesia,
khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk
yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis
yang banyak terdapat di Jawa Barat.
(Anonim,2010).
Tipe adalah bentuk
tubuh serta bagian-bagiannya yang nampak dari luar yang memberi kesan tingkat
kemampuan menghasilkan sesuatu dari ternak itu. Dari semua bangasa domba
didunia bisa digolongkan menjadi dua macam tipe yaitu tipe wol dan tipe
pedaging (Purnomoadi,2003).
Domba potong
dimanfaatkan dagingnya sebagai salah satu konsumsi makanan masyarakat. Macam
dah jenis domba type pedaging / potong
a.
Domba Acipayam
( potong dan bisa diambil bulunya )
b.
Domba Afgan
Arabi
c.
Domba Africana
d.
Domba Afrika
Kepala Hitam
e.
Domba Apennine
( dan bisa diambil bulunya )
f.
Domba
perbatasan Leicester
g.
Domba Black
Belly Barbados
(Tiyo, 2011).
III.
PEMBAHASAN
Judging adalah
penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan
tertentu secara subjektif. Judging
terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual),
penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui
pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak
berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama
saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa
disebut dengan Judging. Ternak yang
sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping,
belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam
kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat.
Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs)
untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Penilaian ternak perlu dilakukan
untuk menilai seekor ternak yang memiliki kapasitas brreproduksi dan produksi
serta tingkat kesehatan yang normal sesuai dengan bangasa ternak dan daya
beradaptasi pada suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak
digunakan untuk memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe
potong/kerja/daging, tipe perah, tipe dwiguna, dan tipe wol.
Domba diklasifikasikan
sebagai hewan herbivora karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan.
Meskipun demikian domba lebih menyukai rumput dibanding dengan jenis bahan
pakan lainnya. Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui anaknya.
Sistem pencernaan yang khas didalam dirumen, menyebabkan domba digolongkan
sebagai hewan ruminansia.
Sifat domba suka berkelompok, maka
handling dan tilik ternak terhadap domba pun lebih mudah dilakukan. Handling
yang baik sangat diperlukan oleh peternak untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Eksterior atau tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari
bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau mengetahui kualitas dari
suatu ternak (Anonim, 2011).
Daging
domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat,
susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak domba
adalah bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil.
Domba tipe pedaging
mempunyai bentuk badan panjang, lebar dan dalam. Keseluruhan badannya penuh
dengan urat daging dan lapisan lemak yang padat. Ia mempunyai leher yang
pendek, tetapi tebal. Dada lebar dan dalam. Punggungnya lurus kebelakang.
Antara kakinya lebar tetapi pendek. Kesan yang terlihat keseluruhannya untuk tipe
domba pedaging ialah mempunyai bentuk seperti tong, dengan timbangan badan yang
berat, sedangkan ia hanya mempunyai bulu yang tipis.
Langkah yang dapat
ditempuh untuk menilai domba tipe potong adalah sebagai berikut :
a. Lihatlah
domba yang akan kita nilai dari jarak 5 meter. Perhatikan dari arah depan,
samping dan belakang. Dari pandangan ini kita akan memperoleh kesan tentang
panjang, dan lebar badan. Kita juga akan lebih jelas untuk menyaksikan
ketebalan bagian depan dan belakang badan. Selain itu kokoh kaki depan dan
belakang serta antara kedua kakinya.
b. Setelah
selesai menilai dari jarak dekat, kita melakukan penilaian dengan cara mengukur
dengan tangan pada kaki sebelah atas untuk mengetahui seberapa besar tempat
itu.
c. Langkah
terakhir adalah merasakan lapisan lemak pada punggug dan dada dengan jalan menyusup jari-jari kedalam
bulu, dan usahakan jari kita menempel pada kulit pada bagian itu. Jika empuk
dan tebal itu adalah domba yang gemuk (Sumoprastowo,1987).
Domba pedaging bila
dilihat dari depan tampak gemuk dan kompak. Untuk memilih (judging) domba
seyogyanya dilihat dari jarak 6-8 feet (1 feet = 0,3048) dan dilihat dari
depan, samping kiri, kanan dan belakang. Dari samping dilihat tebal dan tipis,
bagian ham, panjang kaki, panjang leher, punggung kuat, rata, leher sedang. Dilihat
dari belakang cukup tampak lebar dan bentuk agak bulat,terutama bagian belakang
tampak sebert huruf U, bukan seperti hurufv. Bila dilihat dari depan
tampak kaki kuat, chest dan brisket gemuk, kalau kaki panjang mungkin kaki akan
bengkok.
a. Berat (weight)
Berat
antara 70-80 lbs ( 1 lbs= 0,4536 kg)
b. Kondisi
(condition)
c. Daging
dan lemak seimbang kompak tampak rata (halus) bila dipegang, karena ada
estimasi kalau diraba bagus maka dagingnya
juga bagus.
d. Kualitas
(quality)
e. Kepala
kecil, leher haluss, daging bagus kalau tampak perut kecil dan wol tampak
bagus.
f. Head
and neck ; diutamakan dari dahi lebar, muka kurus dan leher pendek.
g. Forequarter
: tampak kecil bukan tipis karena daerah ini murah harganya.
h. Body
: badan tampak besar sampai ke belakang paling mahal pada loin, rumps dan
thinghs.
i.
Bentuk (form) : bila dilihat dari
belakang tampak bulat dan merata, rump dan things adalah 30% .
(Soenarjo,1988).
Kelompok domba tipe potong atau pedaging
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Bentuk badan padat, dada leber dan dala,
leher pendek, garis punggung dan pinggang lurus.
b.
Kaki pendek, seluruh tubuh berurat
daging yang padat.
Termasuk domba tipe
pedaging antara lain sounthdown, hampshire, dan oxfor (Sudarmono, 2003).
Domba pedaging / domba potong
yang dikembangkan di indonesia yaitu :
1.
Domba Priangan atau Domba Garut.
Domba ini merupakan hasil persilangan antara domba asli Indonesia, domba
merino dari Asia Kecil dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Domba ini
menetap di Jawa Barat, yaitu di Kabupaten Garut dan sekitarnya, sehingga lebih
dikenal oleh masyarakat dengan sebutan domba Garut. Domba jenis ini termasuk
domba tipe besar.
2.
Domba Asli Indonesia.
Domba ini dikenal oleh masyarakat sebagai domba kampung atau lokal. Domba
jenis ini kurang produktif jika diusahakan secara komersial, karena karkas
(daging) yang dihasilkannya sangat rendah. Demikian pula bulunya kurang baik
mutunya. Jenis domba ini banyak diusahakan oleh masyarakat di pedesaan sebagai
sampingan saja.
3.
Domba Ekor Gemuk.
Domba ini banyak terdapat di Indonesia bagian timur seperti Madura,
Sulawesi dan Lombok. Jenis domba ini dapat diambil daging dan bulunya. Ciri
khas dari domba ini adalah bentuk ekor yang panjang, lebar, tebal besar dan
semakin ke ujung makin kecil. Ekor ini digunakan sebgai tempat menimbun lemak
(cadangan energi). Pada saat banyak pakan, ekor domba ini penuh dengan lemak
sehingga terlihat membesar. Namun bila pakan kurang, ekor mengecil karen
cadangan energinya dibongkar untuk mensuplai energi yang diperlukan tubuh.
4.
Domba Merino.
Domba merino berasal dari daerah Asia Kecil, domba ini berkembang baik di
spanyol, inggris dan Australia. Domba ini merupakan penghasil wool dan pedaging
dengan panjang bulu mencapai 10 cm. Pada saat bulu mencapai 10 cm, produksi wol
dapat mencapai 10 kg wol/ekor.
5.
Domba Suffolk.
Domba ini berasal dari Inggris, domba ini merupakan penghasil daging yang
baik kareana mempunya bobot badan yang tinggi. Bobot badan domba suffolk dapat
mencapai 135 kg – 200 kg dan domba betina 100 kg – 150 kg, tetapi di Indonesia
beratnya hanya 60 kg – 80 kg. Domba ini unggul karena persentase daging yang
tinggi yaitu 55 – 65 % dari bobot badan.
6.
Domba Dorset.
Domba dorset
berasal dari Inggris, merupakan domba tipe pedaging yang bagus dan tipe
penghasil wol yang sedang. Di negara asalnya, bobot domba jantan 100 kg – 125
kg dan domba betina 70 kg – 90 kg. Persentase dagingnya 50 – 65 % dari berat
badan hidup.
7.
Domba Barbados Blackbelly.
Domba ini
merupakan penghasil daging yang berasal dari pulau barbados-Caribbean sea.
(Asilia,2011).
Domba adalah ruminansia
dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk
dimanfaatkan dagingnya. Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak
harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan
dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari
suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta
dibandingkan hubungannya dengan bagian lain.
2.
Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah
laku alami dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau
tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan
temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak
tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal.
3.
Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat
atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau tidaknya suatu ternak baik
cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat
berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara
maksimal.
(Denny, 2008).
Dalam memulai suatu
usaha peternakan domba, pemilihan bibit merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, karena ternak dengan produktivitas tinggi akan memberikan
keuntungan yang optimal. Pejantan dan induk calon bibit fisik normal dan baik,
antara lain untuk pejantan :
a. Punggung
lurus
b. Dada
dalam dan lebar
c. Mata
bersinar
d. Kaki
kuat dan bertumit tinggi
e. Buah
zakar (testis) normal
f. Libido
baik (agresif) dan memberikan respon pada induk yang sedang berahi.
Sedangkan
untuk induk calon bibit :
a. Punggung
lurus
b. Mata
bersinar
c. Ambing
normal dan simetris
d. Kaki
lurus dan kuat
e. Nafsu
makan baik
f. Tanda-tanda
berahi teratur
(Satya,2007).
Domba yang unggul
adalah domba yang sehat dan tidak
terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase
kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas
yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa
dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
a.
Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak
cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka
baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal.
b.
Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun,
sehat dan tidak cacat, badan normal dan eturunan dari induk yang melahirkan
anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan mempunyai buah zakar
yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah,
roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di
ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan
perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
a.
Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba
memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi.
Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan
maupun yang betina.
b.
Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan
dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada
betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba betina
dalam keadaan birahi.
3) Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi
domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus
bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa
karung goni/jerami kering. Obat yang perlu
dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali
pusar. Induk domba yang akan melahirkan
dapat diketahui melalui perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:
a. Keadaan perut menurun dan pinggul
mengendur.
b. Buah susu membesar dan puting susu
terisi penuh.
c. Alat kelamin membengkak, berwarna
kemerah-merahan dan lembab.
d. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan
berkurang.
e. Sering kencing.
Proses kelahiran
berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum
lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan
menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati
anaknya hingga kering dan bersih.
(Anonim,2010)
Memelihara ternak dengan bibit yang baik, maka diharapkan
akan menghasilkan keturunan yang baik pula. Untuk mendapatkan keturunan ternak
yang baik, dapat dilakukan seleksi. Untuk mendapatkan keturunan yang baik ,
maka pilihlah induk dan pejantan yang baik.
Tanda-tanda
umum bentuk luar ternak (eksterior) yang dianggap baik antara lain : 1. Induk
a. Bentuk
tubuh : kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, bulu
lunakdan mengkilat, tubuh besar tetapi tidak terlalu gemuk.
b. Sifat
keindukan : Sifat keindukan merupakan petunjuk sifat merawat anak yang baik.
Keadaan nidapat ditunjukan dengan penampilan induk yang jinak serta sorot mata
yang bersifat ramah.
c. Kenormalan
kaki : kaki lurus dan tumit tinggi.
d. Keadaan
gigi : Jumlah gigi yang lengkap akan membantu ternak merumput secara efisien,
serta rahang atas dan bawah yang rata.
e. Keturunan
: Pilihlah induk dari keturunan kembar atau yang beranak kembar, atau induk
kelahiran tunggal tetapi berasal dari induk muda.
f. Ambing
: Pilihlah induk yang ambingnya tidak terlalu menggantung dan bentuknya
simetris. Jumlah puting dua buah.
2.
Jantan
a. Bentuk
tubuh : Pilih yang besar diantara pejantan yang umurnya sama. Dada lebar,
relatif panjang, bagian tubuh sebelah belakang lebih besardan lebih tinggi.
Jangan pilih yang terlalu gemuk.
b. Penampilan
: Penampilan gagah, mencerminkan kemampuan untuk menurunkan sifat yang baik
pada anaknya.
c. Aktif : Pilihlah pejantan yang kelihatan
ramah, aktif, dan siap mengawini induk yang birahi (nafsu kawinya besar).
d. Keturunan
: Pilihlah pejantan dari keturunan kembar.
e. Umur
: Pilihlah pejantan yang berumur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Untuk memberikan penilaian eksterior ternak domba dapat
dilakukan dengan memegang ataupun dengan pengamatan. Untuk memilih domba unggul
tidaklah mudah, jika dibandingkan dengan ternak sapi, kerbau, dan kambing,
karena seluruh tubuhnya tak tertutup bulu tebal seperti halnya domba. Sehingga
hal ini menyulitkan penilaian melalui pengamatan.
Menurut Sugeng (1987), Penilaian tubuh dengan mengamatinya
saja kiranya belum cukup, karena ada kemungkinan pada bagian tubuh tertentu
yang cacat atau tidak memenuhi syarat tidak dapat diketahui. Maka perlu
kombinasi antara pengamatan dan dengan cara pemegangan. Dengan cara ini keadaan
daging yang padat serta tubuh yang berisi dapat diketahui (Viklund, 2009).
IV.
KESIMPULAN
a. Ternak
domba memiliki manfaat yang banyak bagi manusia sebagai penghasil pedaging,
seperti penyumbang protein hewani, dan penambahan penghasilan bagi peternak.
b. Penilaian
ternak domba potong dilakukan untuk memilih bibit yang unggul untuk
dikembangbiakan dengan baik.
c. Penilain
ternak domba bisa dilihat dari berat, kondisi, kualitas, badan dan bentuknya.
d. Untuk
mendapatkan keturunan domba yang baik perlu diadakan pemilihan / penilaian
bibit yang unggul.
e. Macam
domba yang dikembangkan di Indonesia yaitu :
Domba Priangan atau Domba Garut, Domba Asli Indonesia, Domba Ekor Gemuk,
Domba Merino, Domba Suffolk, Domba Dorset, dan
Domba Barbados Blackbelly .
Domba Barbados Blackbelly .
DAFTAR PUSTAKA
diakses pada 5 Januari
2012
Anonim. 2009. Info Ternak. http://www.infoternak.com/domba.
diakses pada 5
Januari 2012
Anonim. 2010. Berbisnis Domba.
http://sigit2011.student.umm.ac.id/category/artikel/.
diakses pada 5 Januari
2012
Anonim. 2010. Budidaya Ternak Domba.
Anonim, 2011. Judging Ternak Domba.
diakses pada 5 Januari
20112
Asilia. 2011. Domba Pedaging yang Dikembangkan di Indonesia.
Denny. 2008. Banyu.
http://banyublogz.blogspot.com/2011/02/judging-ternak
domab.html.
diakses pada 5 Januari 2012
Purnomoadi,
Agung. 2003. Ilmu Ternak Potong dan kerja.
Semarang : Universitas
Diponegoro.
Satya, Tri Mastuti Widi. Beternak Domba. 2007. Yogyakarta: PT
Citra Aji
Parama
Soenarjo.1988. Buku Pegangan Kuliah Ilmu Tilik Ternak. Jakarta
: Cv. Baru
Sumoprastowo. 1987. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Jakarta : PT Bhatara
Karya Aksara.
Sudarmono, AS dan Bambang Sugeng. 2003. Semarang : Penebar Swadaya.
Tiyo. 2011. Macam dan Jenis Domba Type Pedaging/ Potong. http://tyo
pada 5 Januari 2012
Viklund,
Andreas. 2009. Pemilihan Bibit Kambing
dan Domba.
diakses
pada 5 Januari 2012