RSS

Rabu, 04 Juli 2012

MAKALAH ILMU TERNAK UNGGAS "SEXING"


MAKALAH
ILMU TERNAK UNGGAS

SEXING

 






OlehKelompok IX
1.               FIKRI NURUL IMAN                      D1E010160
2.               FACHRUL BUDI SANTOSO          D1E010161
3.               RIDHO TRI PAMBUDI                   D1E010162
4.               KUSPRIYADI                                   D1E010163
5.               ERLINDANI SETYA M                   D1E010165
6.               AJIE PAMUKTI                                D1E010166
7.               ARIESTA DWI A                              D1E010167




UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
2012

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
1.      Pengertian Sexing...........................................................................................
2.      Sexing Pada DOC..........................................................................................
3.      Sexing Pada Burung.......................................................................................
4.      Sexing Pada Itik.............................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................

























1.                  PENGERTIAN SEXING

Sexing adalah tindakan khusus untuk menentukan jenis kelamin. Penentuan jenis kelamin dari telur yang baru menetas (kutuk,meri,dan burung puyuh umur sehari) merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting, terutama unggas yang dipelihara dengan tujuan sebagai penghasil telur konsumsi. Hal ini karena keberadaan unggas jantan tidak diperlukan, karena unggas tanpa pejantan dapat bertelur. Kemampuan untuk menentukan jenis kelamin sangat penting terutama para perusahaan pembibitan sebab umumnya hasil penetasan diperoleh ratio jantan dan betina adalah 50:50 (Riswantiyah. dkk, 1999).
Perbedaan jenis kelamin dipengaruhi oleh faktor:
1.    Lingkungan (keadaan fisiologis (hormon), suhu)
2.    Genetik (perbedaan komposisi kromosom (heteromorfik))


2.                  SEXING PADA DOC
DOC  (Day Old Chick)  DOC adalah anak ayam yang berumur sehari yang merupakan komoditas unggulan perunggasan hasil persilangan dari jenis-jenis am berproduktifitas tinggi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat (Rahmadani,2009).
      Ada tiga metode Sexing,antara lain :

a.       Sexing mempergunakan  Chick Tester.
b.      Sexing system Vent Menthod atau membuka cloaka/ anus.
c.       Sexing metode pemuliabiakan/ Auto Colour Sex/ Cris Cross ( Sutrisno , 2012).

\

Setiap metode memiliki kesulitannya masing-masing sehingga jarang digunakan oleh pemilik peternakan skala kecil. Sexing kloaka didasarkan pada identifikasi visual jenis kelamin berdasarkan bentuk organ seksual. Sexing bulu didasarkan pada perbedaan antara karakteristik pada saat menetas (fadhil,2011).


Sexing kloaka pada ayam saat menetas memiliki tingkat kesulitan tersendiri yang menjadikannya cenderung lebih susah dibandingkan menentukan jenis kelamin jenis hewan lainnya. Alasannya karena organ seksual unggas terletak di dalam tubuhnya dan tidak mudah dibedakan. Organ kopulatori ayam bisa diidentifikasi apakah berjenis kelamin jantan atau betina dari bentuknya, namun ada lebih dari 15 perbedaan bentuk untuk diperhatikan. Oleh karena itu, hanya ada beberapa orang memiliki pengalaman dalam menentukan jenis kelamin unggas karena proses yang sulit tersebut. Kebanyakan dari mereka dilatih dan dipekerjakan di hatchery komersial. Pelatihan menjadi chick sexer ini sangat sulit dan terlalu panjang sehingga rata-rata pemilik peternakan unggas jarang menggunakannya. Sexing bulu berdasarkan ada karakteristik yang membedakan antara ayam jantan dan betina. Metodenya sangat mudah dipelajari oleh anak kandang, namun kemunculan bulu ditentukan oleh sifat-sifat genetik terseleksi yang biasanya tampak pada strain ayam. Kebanyakan strain ayam tidak memiliki karakteristik sexing bulu dan pertumbuhan bulu dari kedua jenis kelamin muncur identikal (hampir sama).

Pada kutuk ayam niaga petelur, penentuan jenis kelamin dapat dilakukan melalui 3 metode yaitu auto sexing, melihat cloaca (vent method) dan penentuan jenis kelamin dengan alat chick tester.
1.        Auto sexing
Penentuan jenis kelamin dengan metode ini dilakukan dengan pemulia biakan tertentu sehingga jenis kelamin kutuk yang dihasilkan segera dapat diketahui dengan pengamatan langsung misalnya melihat warna bulu dan cepat lambatnya pertumbuhan bulu sayap umur sehari. Penentuan jenis kelamin dengan metode ini hanya terbatas pada perkawianan tertentu dan tidak dapat dipakai untuk setiap bangsa ayam. cara penentuan jenis kelamin ini banyak dikembangkan oleh para pembibitan ayam niaga petelur karena praktis, mudah dilakukan, menghasilkan tingkat ketelitian yang tinggi mencapai 100 persen dan ekonomis.
Penentuan jenis kelamin juga dapat dilakukan dengan melihat kecepatan pertumbuhan bulu sayap pada kutuk umur sehari hasil perkawinan bangsa ayam tertentu. Sebagai pedoman untuk melihat kecepatan pertumbuhan bulu sayap adalah sebagai berikut :
a.       Panjang bulu sayap kutuk umur sehari sama dengan panjang bulu penutup tubuh menunjukan pertumbuhan bulu lambat.
b.      Sebaliknya apabila pertumbuhan bulu sayapnya lebih panjang bila dibandingkan dengan panjang bulu penuntum tubuh berarti pertumbuhan bulunya cepat.
Perkawinan antara bangsa ayam yang dikembangkan untuk penentuan jenis kelamin baik dengan melihat warna bulu dan kecepatan pertumbuhan.

2.        Melihat cloaca (vent method)
Penentuan jenis kelamin dilakukan dengan membuka cloaca untuk mengetahui ada tidaknya alat kelamin jantan. Alat kelamin jantan dapat diketahui dengan adanya bintik sebintik biji beras di cloaca bagian atas. Sedangkan pada kutuk betina bintik tersebut tidak ada. Cara membuka cloaca tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Kutuk dipegang dan diletakan di tangan kanan dan leher diletakan ditangan kiri , diapit jari-jari tengah dan manis.
b.      Abomen diletakan dengan jari kiri (ibu jari kiri) secara pelan dan cepat.
c.       Ibu jari kiri pada cloaca sehingga bagian kiri lubang cloaca tertutup.
d.      Letakan jari telunjuk tangan pada cloaca setelah itu tekankan sedikit kearah atas.
e.       Letakan ibu jari tangan kanan sebelah bawah cloaca.
f.       Ketika jari ibu (ibu jari tangan, ibu jari tangan kiri dan telunjuk tangan kanan) digerakan secara bersamaan sehingga cloaca membuka dan sebelah dalamnya menonjol keluar sehingga dapat dilihat ada tidaknya alat kelamin jantan (copulasi). Bila ada alat terrsebut berarti kutuk jantan dan sebaliknya. Penentuan jenis kelamin dengan metode ini diperlukan pengalaman.

3.        Penentuan jenis kelamin dengan alat chick tester
Penentuan jenis kelamin kutuk dengan alat chick tester ini dapat melihat alat kelamin jantan dan betina. Bentuk alat terdiri dari mata, lensa oculer, cermin, tube gelas, condensor, lampu. Cara kerja chick tester :
a.       Tube gelas dimasukan ke dalam cloaca untuk mengetahui adanya alat kelamin kutuk. Untuk mudah membedakan alat kelamin jantan dan betina sebaiknya pelaksanaan sexing dilakuakan sebelun kutuk diberi makan.
b.      Cara pelaksanaanya, tube dimasukan secar pelan-pelan kedalam cloaca dan apabila terjadi reaksi dibiarkan dahulu dan jangan dipaksakan.
c.       Untuk membedakan jenis kelamin jantan atau betina maka di dalam chick tester akan timbul bayangan.
Penentuan jenis kelamin pada meri umur sehari disamping dapat dilakukan dengan melihat adanya alat kelamin jantan dengan metode vent method dapat pula dilakukan dengan menggunakan alat chick tester. Selain itu dapat pula dilakukan dengan mendengarkan suara. Meri jantan mengeluarkan suara yang berat sedangakan meri betina suaranya kecil dan nyaring.
Penentuan jenis kelamin pada burung dapat dilakuakan setlah umur 21 hari. Pada umur tersebut burung puyuh sudah mencapai dewasa kelamin sehingga jenis kelamin dibedakan dengan adanya tanda-tanda sexual skunder. Burung puyuh jantan mempunyai bulu dada berwarna merah bata dan polos. Satu lebar bulu sayap yang berwarna merah bata dan polos dapat dipastikan bahwa burung puyuh tersebut jantan. Sedangkan warna bulu dibagian tubuh yang berwarna abu-abu, coklat atau putih dengan ujung bulu berwarna lebih gelap (bintik hitam). Untuk burung puyuh betina semua berwarna abu-abu, coklat atau putih dengan ujung bulu berwarna kebih gelap atau hitam termasuk bulu dibagian dada. Selain itu burung puyuh jantan akan mengeluarkan suara (berkokok) dan diatas cloaca terdapat benjolan berwarna merah (kelenjar bau), sedangkan burung puyuh betina tidak bersuara dan tidak ada benjolan diatas cloaca. Pada pertumbuahan yanga baik jenis kelamin burung puyuh dapat diketahui dengan melihat warna bulu pada dada mulai umur 2 minggu (Riswantiyah,1999).
Metode paling sesuai dari sexing ayam yang dilakukan oleh para pemilik peternakan yaitu memelihara unggas sampai mulai menunjukkan karakteristik sekunder alami dari ujenis kelaminnya. Pada jantan, jengger dan pialnya akan lebih besar dibandingkan betina dan kepala jantan akan lebih cekung dan terlihat maskulin. Betina akan tumbuh lebih lambat dibanding jantan dan lebih jernih serta terlihat feminin. Pada beberapa varietas, bulu dari tiap jenis kelamin akan berkembang sesuai karakteristik pola warna yang mengidentifikasinya. Varietas unggas ini sama dengan strain sexing bulu yang disebutkan di atas. Sexing berdasarkan karakteristik seksual sekunder biasanya tampak saat ayam berumur 4 hingga 6 minggu (Queue,2012).

3.                  SEXING PADA BURUNG
            Metode Sexing untuk membedakan jenis kelamin pada burung ada beberapa cara yaitu secara molekuler dan non molekuler. Metode sexing secara non molekuler diantaranya yaitu vent sexing. Karyotyping, steroid sexing, pada feses dan laparoskopi. Metode sexing secara molekuler pada umumnya menggunakan metode PCR dengan menggunakan penanda genetik khusus jenis kelamin. Cara-cara untuk menentukan jenis kelamin non molekuler ini memiliki beberapa kelemahan.
1.    Vent Sexing
            Vent Sexing adalah metode dipopulerkan pada tahun 1930 oleh seorang professor Jepang, Kiyoshi Masui. Sexer vent dilatih di sekolah sexing ayam dan dengan mudah bias mendapatkan hasil dengan keakuratan 95% dalam sexing. Seorang spesialis juga bias salah dalam mengidentifikasi burung monomorfik (Bramwell, 2003). Metode ini diperlukan orang yang  terlatih dan banyak pengalaman. Metode ini membedakan jenis kelamin berdasarkan area kloaka untuk melihat ada tidaknya alat kelamin jantan.


2.  Laparoskopi
            Laparoskopi dapat melihat karakteristik fisik saluran reproduksi dan hasilnya dapat dilihat langsung. Gonad burung dewasa adalah mudah divisualisasikan dibandingkan dengan anakan. Seorang ahli dapat mengidentifikasi jenis kelamin anakan juga. Melihat organ seks menggunakan laparoskop atau otoscope, diperlukan sayatan kecil di sisi kiri tubuh burung. Pada anakan betina, indung telur sering tidak ditemukan. Kelemahan utama dari laparoskopi adalah dibutuhkan anastesi dan resiko cedera pada organ vital. Pra pemeriksaan bias berbahaya dan bahkan dapat membuat burung mati (Swengel, 1996).

3.  Karyotyping
            Sumber untuk isolasi kromosom dan penentuan kariotipe dapat diperoleh dari kultur sel yang umumnya berasal dari bulu atau sel darah. Karena sebagian besar kromosom spesies burung adalah mikrokromosom, sulit untuk menghitung mikrokromosom ini secara akurat. Karena berukuran besar kromosom Z dapat dibedakan dari kromosom W yang lebih kecil (Archawaranon, 2004). Seorang cytogeneticist berpengalaman dapat memperoleh hasil yang maksimal. Kerugian utama dari analisis kromosom adalah prosedur yang memakan waktu (Christidis, 1985). Metode ini tidak dapat diterapkan untuk burung unta, karena rendah perbedaan dari kromosom Z dan W (Malago Jr et al., 2002).

4.  Steroid Sexing pada feses
            Metode ini didasarkan pada tingkat hormone estogen/testosterone (E/T) dalam kotoran burung. Kotoran burung betina memiliki E/T rasio yang tinggi daripada burung jantan. Sampel feses segar diperlukan untuk tes ini. Karena adanya perbedaan musiman dan usia, beberapa hasil tumpang tindih sesekali pada rasio hormone terutama selama bukan musim kawin. Hasil terbaik dapat diperoleh hanya dari burung-burung dewasa selama musim kawin (Swengel, 1996).

            Penentuan jenis kelamin secara molekuler menjadi teknik dasar dalam memahami struktur seksual dinamika dari populasi alami (Zeng, 2009). Metode untuk mengidentifikasi jenis kelamin burung  tanpa perbedaan morfologi eksternal (sexual dimorphism). Pemeriksaan kromosom atau kariotipe dapat diaplikasikan pada hamper semua spesies burung (Miyaki, 1998). Jenis kelamin dapat dibedakan karena betina mempunyai dua tipe kromosom seks (W dan Z), sedangkan pada jantan, hanya Z yang ada (ZZ) (Griffiths, et al., 1998). Teknik molekuler untuk membedakan jenis kelamin pada burung diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995, dengan lokasi gen yang terletak pada kromosom W (Griffiths & Tiwari, 1995). Gen yang sama seperti gen ini juga ditemukan pada kromosom Z (Griffiths & Korn, 1997).

4.                  SEXING PADA ITIK
Cara membedakan jenis kelamin pada DOD bebek, ada tiga cara sederhana yang biasa digunakan untuk dapat membedakan mana anak bebek jantan dan mana anak bebek yang betina yaitu dengan cara teknik voice sexing, bend sexing dan hand sexing.
1.             Voice Sexing
Voice sexing adalah cara membedakan DOD bebek jantan atau betina dengan cara mendengar suaranya. Pegang anak bebek dan tekan bagian pangkal leher di dekat tembolok. Jika suara serak maka jantan dan jika melengking nyaring itu bebek betina.
2.             Bend Sexing
Bend sexing adalah cara membedakan DOD bebek jantan atau betina dengan cara melihat gerak-gerik bebek. Yang jantan kepala lebih besar, badan lebih besar, warna bulu gelap, gerakan lebih tenang, bulu kepala kasar panjang, paruh runcing gelap melengkung, sedangkan untuk betina kebalikannya dari ciri – ciri anak bebek jantan.
3.             Hand Sexing
Hand sexing adalah cara membedakan DOD bebek jantan atau betina dengan cara memegang dan melihat bagian anus / dubur / kloaka bebek. Pegang anak bebek dengan tangan kiri dengan bagian punggung ke arah bawah serta tangan kanan membuka dubur. Jika ada tonjolan runcing warna putih seperti akar kecambah maka itu jantan, sedangkan apabila tidak ada maka betina.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcwCRuEDcNpm5pwf90r9LDNRyaYSQdurbwt_rwJ5uafCsdKXrVMCBPPxsaq-H3VhP3HpZBKvIy7ckq4T5N34zVDYmhrhyphenhyphen9IglBaKGf1wY3rvFoHYlCdxLAy80dDeIzRZD0DuLY_El4JzM/s400/DSC00009.JPG

Hand sexing adalah cara menentukan bebek jantan betina dengan memegang dan melihat bagian anus / dubur / kloaka bebek.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv3Rl3Pu_r8SVue1PJxRJWo8iqzAsSWlxDqdL48KygJHvj-XobM9eXqXpW_SRRHXB07yWbrO2LN-QrZfv9bV3VnmUrZKPWsjcN8AIXHGOEOe-aH8LlY6TgbifghVEttr-CfPoZJycuc_s/s400/DSC00013.JPG

Pegang bebek dengan tangan kiri dengan punggung ke arah bawah serta tangan kanan membuka dubur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjniGoB44KdJ3PO5Vbq1dDL29_Oedc_PwQ97FEaIBXySXWcgr1qGPcZfBGuI-R8mv21Y0G6AqUqpdyZSTdmcbh86SoJts1BP1XB83j-6_hEqL1qrOQep-61TX7381ciCVqTDBzm9YMNHEs/s400/DSC00007.JPG

Jika ada tonjolan runcing warna putih seperti akar kecambah maka itu jantan, sedangkan apabila tidak ada maka betina.


DAFTAR PUSTAKA

Anna Dubiec.2005. Molecular techniques for sex identification in birds. Biological Lett. 2006, 43(1): 3–12.
Harun CER. 2006. Sex Determination by CHDW and CHDZ Genes of Avian Sex Chromosomes in Nymphicus hollandicus. Turk . J. Vet. Anim. Sc 31(6): 371-374.
Riswantiyah, dkk. 1999. Dasar Ilmu Ternak Unggas. Laboratorium Produksi
Unggas Fapet Unsoed : Purwokerto.
Agus, Bambang M. 1988. Mengelola Itik. Kanisius : Yogyakarta.



2 komentar:

Kartun Favorit Anak Indonesia mengatakan...

Lengkapi Dapus....

Hi AR mengatakan...

dapus kurng lengkap

Posting Komentar