I.
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
skelet/kerangka/tulang belulang. Fungsi tulang secara umum adalah :
1.
Sebagai penunjang
tubuh
2.
Meliindungi bagian
– bagian tubuh yang lemah / lunak
3.
Sebagai pertautan
urat daging
4.
Sebagai alat gerak
pasif
5.
Pemberi bentuk
tubuh
Tulang terdiri atas tulang keras ( os ) dan tulag rawan (
cartilago ). Semua tulang dibungkus oleh selaput jaringan ikat yan disebut
periost. Tulang kerangka terbagi menjadi empat golongan menurut bentuk dan pekerjaannya,
tetapi pembagian ini tidak memenuhi semuanya, karena beberapa tulang misalnya
tulang rusuk tidak mudah digolongkan pada salah satu dari keempat golongan
tersebut (Triana, dkk, 2001)
Penggolongan bentuk bentuk tulang pada sapi :1. Ossa
longa (tulang panjang). Bentuknya silindris, panjang dengan kedua
ujungmembesar. Bagian tengah yang silindris dinamakan corpus ( diaphyse ),
sedangkan kedua ujungnya extremitates ( epiphyse ). Ossa longa terdapat pada
tulang- tulangkaki dan bertugas sebagai alat pengumpil atau alat penunjang
tubuh.2. Ossa plana ( tulang pipih ). Bentuknya pipih, bertugas untuk
melindungi bagiantubuh yang lunak seperti otak, jantung dan paru- paru.3. Ossa
brevia ( tulang pendek ). Tulang- tulang ini mempunyai panjang, tinggi danlebar
yang hampir sama. Fungsinya adalah untuk mencegah benturan atau
untuk mengurangi pergeseran dan perubahan arah dari tendon.4. Ossa
irregularia ( tulang berbentuk tak teratur ). Kelompok tulang ini
berbentuk tak teratur.Tulang tulang tubuh terdiri atas :
Collumna vertebralis ( tulang belakang )Tulang belakang
terdiri atas rangkaian tulang tunggal, berbentuk tidak teratur danmemanjang
dari ujung kepala sampai ujung ekor. Tulang- tulang tunggal inimerupaka tiang
yang kokoh tetapi cukup fleksibel. Sifat ini diperlukan agar collumna
vertebralisdapat memenuhi fungsi seperti berikut :1. Sebagai alat yang
meneruskan tenaga pendorong dari kaki belakang ke bagiandepan tubuh.2. Sebagai
penahan berat jeroan yang untuk sebagian menggantung secara tidak langsung
ke collumna vertebralis. Untuk tugas tersebut diperlukan kekokohan.3. Sebagai
alat gerakan yang memerlukan fleksibilitas cukup tinggi seperti biasdilihat
pada gallop anjing.4. Sebagai wadah untuk medulla spinalis ( sum- sum punggung
). Untuk memenuhifungsi ini, maka di dalam collumna vertebralis berjalan suatu
saluran, canalisvertebralis.Collumna vertebralis dibagi atas lima daerah yang
masing- masing terdiri ataskelompok tulang- tulang berikut :1. Ossa vertebrae
cervicalis (C) = ruas tulang leher 2. Ossa
vertebrae thoracalis (T) = ruas tulang dada3. Ossa vertebrae lumbalis (L) =
ruas tulang pinggang4. Ossa vertebrae sacralis (S) = ruas tulang kemudi5. Ossa
vertebrae coccygeae (Cy) = ruas tulang ekor.
b.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui pengaruh tulang pipih terhadap produksi susu
pada ternak perah.
c.
Manfaat
-
Mahasiswa dapat
mengetahui fungsi dari tulang pipih.
-
Mahasiswa dapat
mengetahui sistem kerja tulang pipih
yang mempengaruhi produksi susu.
II.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
a.
Hasil
Pada tulang
pipih, substansia compacta terdiri dari dua lapis yang dipisahkan oleh
substansia spongiosa. Kedua lapis substansia kompakta masing-masing disebut
lamina externa yang diluar dan lamina interna/tabula vitrea yang didalam.
Susunan tulang semacam ini disebut diploe dan banyak didapatkan pada
tulang-tulang tengkorak.
Permukaan
tulang disebelah luar dilapisi oleh jaringan ikat padat tak teratur (irregular)
merupakan suatu membran yang disebut periosteum, sedang permukaan dalamnya
dilapisi jaringan yang sama disebut endosteum. Pada keadaan tertentu jaringan
pembalut tulang ini dapat membentuk jaringan tulang baru. Endosteum serupa dengan
periosteum ditambah dengan sifat haemopoetic yaitu dapat membentuk butir-butir
darah merah atau putih. Darah merupakan bahan baku dari pembuatan susu.
b.
Pembahasan
Sistem kerangka : Pengetahuan tentang tulang yang membentuk kerangka atau
skeleton tubuh disebut osteologi. Skeleton
hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang mempunyai vasa darah, vasalimfaa dan
nervus ; dapat menjadi sasaran penyakit,
maupun memperbaikai diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stres.
Osteologi merupakan bagian dari
ilmu urai yang membahas struktur, bentuk dan pertumbuhan tulang. Susunan tulang
yang membentuk rangka keras dari seekorhewan dinamakan skeleton.Fungsi dari
skeleton dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Sebagai alat penunjang tubuh2.
Sebagai alat gerak yang pasif 3. Untuk
melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak4. Untuk memberi bentuk
kepada tubuh hewan5. Sebagai tempat
pembuatan unsure- unsure darah
http://www.scribd.com/doc/72839035/32111466-Osteologi-Merupakan-Bagian-Dari-Ilmu-Urai-Yang-Membahas-Struktur
STRUKTUR TULANG
STRUKTUR TULANG
Secara makroskopis struktur tulang
dapat dipelajari dengan baik apabila dilakukan pembelahan memanjang
(longitudinal) pada tulang panjang sehingga terlihat dua bagian tulang yang
mudah dibedakan :
- Substantia compacta
merupakan dinding tulang yang tebal, keras, padat (kompak). Pada umumnya
menempati bagian diaphyse tulang. Pada tulang panjang, daerah ini memiliki
rongga yang disebut cavum medullare sebagai tempat sumsum tulang (medulla
osseum).
- Substantia spongiosa
merupakan bagian yang berstruktur seperti bunga karang (berkisi-kisi).
Pada umumnya terletak dibagian epiphyse dari tulang panjang. Struktur
menyerupai bunga karang yang tersusun oleh lempengan-lempengan
(trabeculae) yang tidak teratur dan berhubungan satu sama lain membentuk
anyaman. Struktur semacam ini sangat kuat dan tidak mudah patah, karena
disesuaikan dengan kebutuhan mekanis untuk menanggulangi tekanan dan
tarikan terhadap tulang tersebut dalam menjalankan fungsinya sebagai alat
penunjang atau alat gerak. Disamping itu penyusunan struktur semacam ini
juga melaksanakan prinsip efisiensi dalam penggunaan bahan-bahan tulang.
Rongga-rongga antar kisi juga berisi sumsum tulang, sehingga disebut
ruang-ruang sumsum (cellulae medullare/marrow space). Pada tulang pendek
struktur semacam ini menempati keseluruhan bagian tengah dari tulang
tersebut.
Pada tulang
pipih, substansia compacta terdiri dari dua lapis yang dipisahkan oleh
substansia spongiosa. Kedua lapis substansia kompakta masing-masing disebut
lamina externa yang diluar dan lamina interna/tabula vitrea yang didalam.
Susunan tulang semacam ini disebut diploe dan banyak didapatkan pada
tulang-tulang tengkorak.
Permukaan
tulang disebelah luar dilapisi oleh jaringan ikat padat tak teratur (irregular)
merupakan suatu membran yang disebut periosteum, sedang permukaan dalamnya
dilapisi jaringan yang sama disebut endosteum. Pada keadaan tertentu jaringan
pembalut tulang ini dapat membentuk jaringan tulang baru. Terdapat perbedaan
antara fungsi periosteum dengan endosteum yaitu fungsi periosteum adalah :
- sebagai
alat penyokong pembuluh darah dan syaraf yang masuk ke tulang
- sebagai
tempat melekatnya tendo atau ligamenta
- sebagai
alat pertumbuhan dan penyembuhan tulang
Sedangkan endosteum serupa dengan periosteum
ditambah dengan sifat haemopoetic yaitu dapat membentuk butir-butir darah merah
atau putih.
Didalam rongga-rongga tulang berisi sumsum tulang (medulla osseum) yang
berfungsi juga sebagai pembuat sel-sela darah. Pada individu dewasa dikenal dua
macam medulla osseum yaitu sumsum merah medulla osseum rubra yang benar-benar
berfungsi sebagai pembuat sel darah merah dan sumsum kuning (medulla osseum
flava) yang merupakan jaringan lemak. Pada masa embryonal sampai dengan
neo-natal di dalam tulang hanya terdapat medula osseum rubra saja. Semakin
meingkatnya umur pada beberapa tempat medulla osseum rubra akan diganti oleh
medulla osseum flava sehingga medulla osseum rubra hanya terdapat pada ossa
vertebrae, os sternum, os costae dan ossa cranium.
DEDI SURYANTO . http://ddsynt.blogspot.com/. OSTEOLOGY
(Sistim Pertulangan Dan Hubungannya) 2009
Darah yang mengandung O2
meninggalkan jantung melalui aorta dan kemudian melalui cabang-cabang arteri
yang lebih kecil darah dibawa ke ambing melalui dua buah arteri : arteri pudenda externa (kanan dan kiri).
Kedua arteri ini menembus dinding perut melalui canalis inguinalis masing-masing kanan dan kiri masuk ke dalam
ambing. Pada saat masuk ke dalam ambing keduanya berubah menjadi arteria mammaria yang segera bercabang
menjadi arteria mammaria cranialis
dan caudalis. Kedua cabang ini
bercabang-cabang lagi menjadi arteria yang lebih kecil, kemudian membentuk
kapiler yang memberi darah ke sel-sel ambing.
Venula yang berasal
dari kapiler-kapiler dan saling beranastomosa membentuk vena yang menampung
darah dari ambing. Pada bagian atas/puncak ambing vena membentuk lingkaran
vena. Pada tempat ini darah meninggalkan ambing melalui tiga jalan, yaitu :
1.
Jalan utama pertama tediri atas dua buah vena
pudenda externa yang sejajar dengan arteria
pudenda externa berjalan melalui canalis
inguinalis dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava yang membawa darah ke jantung.
2.
Jalan utama kedua terdiri atas dua buah vena
yaitu : vena abdominalis atau vena mammae kanan dan kiri yang terdapat
pada tepi anterior dari ambing. Kedua vena ini berjalan di sepanjang dinding
ventral perut berada langsung di bawah kulit. Vena ini masuk ke dalam cavum thoracis pada sumber susu dan
akhirnya menggabungkan diri dengan vena
cava anterior ke dalam jantung.
3.
Jalan ketiga yaitu vena perinealis, walaupun kecil merupakan jalan masuk ke dalam
tubuh dari ambing melalui velvis.
Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke
jantung melalui vena susu. Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah
yang melalui vena susu terhenti. Walaupun demikian produksi susu tidak
terganggu karena adanya jalan ketiga tersebut.
Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing (+ 180
persen) pada beberapa hari setelah sapi beranak. Kenaikan ini dapatlah
dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus setelah beranak dan ini
mungkin mengambil peranan penting dalam inisiasi dari sekresi susu karena lebih
banyak bahan-bahan pembentuk susu serta hormon laktogenik yang terbawa bersama
aliran darah tersebut ke dalam ambing. Tiap-tiap satu volume susu yang dibentuk
memerlukan 500 volume darah yang
mengalir ke dalam ambing. Secara singkat dikatakan Blood flow rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur
produksi susu.
Wikantadi, B. 1978. Biologi
Laktasi. Bagian Ternak Perah, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
2 komentar:
Terima Kasih Bagus Nich Sangat Membantu....
:-)
ok getis sama2 :)
Posting Komentar